Salah Arti


Kakinya terkulai, badannya lemas seketika. Setetes keringat bertahta di atas pelipisnya. Kenignya dipegang dengan tangannya. Duduk termenung di pinggir taman tangga dengan rumput disekitarnya. Padangannya kedepan. Banyak hal menjadi pertanyaannya. Langit sore itu indah sekali, l gumpalan awan putih yang menghiasi cakrawala langit biru lembah manglayang, dengan gugusan bukit dipinggirnya.  ‘Indah’ salah satu kata yang terlintas dibenaknya. satu tarikan nafas panjang keluar dari hidungnya, pikirannya kembali melambung jauh, bergilir kembali pikiran yang sedari tadi menjadi pertanyaannya.

Menjadi perempuan apakah memang selalu sesulit itu kah ?

Kenapa segala sesuatu menjadi sebuah persoalan ? kenapa untuk memutuskan suatu hal, segala sesuatu menjadi pertimbangannya ?

Kenapa perasaan juga turut menjadi pertimbangan ? dan tidak semua orang mengerti perasaan itu.

Perempuan itu cenderung perfectionis, tapi bukan berarti ingin sempurna. Tapi semata-mata ingin semua baik adanya, dan tentu baik dengan ukurannya sendiri.

Perempuan dengan keputusannya, bukan berarti ingin melawan, dan kemudian ingin bebas-sebebas bebasnya tanpa aturan yang mengikat. Bukan juga berarti bahwa ia ingin hidup sendiri, karena mampu berdiri sendiri,

Tapi lebih dari pada itu, bukankah semua orang punya hak asasi yang sama ? Bukankah pada dasarnya perempuan dan laki-laki itu sama ? bukankah kebebasan diri itu merupakan hak semua orang ?

Lantas mengapa jika keputusannya yang bercampur dengan perasaan malah disalahkan ? Lantas mengapa pemikirannya kau sepelekan ? Apakah sala jika keinginannya berbeda ? salahkah jika keputusannya bukan menjadi keputusan mu ? Salah kah jika kebebasannya bukan seperti caramu bebas ?

Perempuan dengan mimpi dan kebebasan, bukan berarti ingin membangkang, selalu saja disalah artikan. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengolahan Sampah di Kota Kupang

Naive

Leaving 2017